Pages

Senin, 25 Mei 2015

STRATEGI PUBLIC RELATIONS


Strategi Public Relations

Pengertian strategi public relations mennurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta adalah “ Alternatif optional yang dipilih untuk ditempuh guna menapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan) (Ruslan, 2014:134)


Intisari definisi kerja public relations atau humas  oleh Dr. Rex Harlow, dari San Francisco Amerika menjadi acuan para anggota IPRA (International Public Relations Association) (1978) yang berbunyi : “Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama” (Ruslan, 2014:130)


Dari perspektif yang berbeda menyatakan PR sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan publik. (Kasali 2003 : 5)


Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadudari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. (Ruslan, 2014:133)


Strategi humas atau aspek-aspek pendekatan humas atau PRO dalam menjalankan tanggung jawab dan fungsinya untuk menciptakan iklim yang kondusif  antara perusahaan dengan publiknya untuk tujuan bersama adalah sebagai berikut :

1.    Strategi Operasional

Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan program kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau kehendak masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media masa. Artinya pihak humas mutlak bersikap atau berkemampuan untuk mendengar (listening), dan bujan hanya sekedar mendengar (hear) mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik mengenai etika, moral maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut.

2.    Pendekatan persuasif dan edukatif

Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan menggunakan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan sebagainya.

3.    Pendekatan tanggung jawab sosial humas

Menumbukan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.

4.    Pendekatan kerjasama

Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerjasama. Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilkannya agar diterima aatau mendapat dukungan dari masyarakat (publik sasarannya). Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (community relations), dan untuk memperoleh opini publik sert perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak.

5.    Pendekatan koordinatif dan integratif

Untuk memperluas peranan PR di masyarakat, maka fungsi humas dalam arti sempit hanya mewakili lembaga atau institusinya. Tetapi peranannya yang lebih luas adalah berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan keetahanan nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya (Poleksosbud) dan Hamkamnas. (Ruslan, 2014:143-144)


Strategi komunikasi persuasif – strategi/ teknik komunikasi persuasif public relations atau humas dalam menjalankan fungsinya agar tercapai tujuan yang lebih jelasnya bisa dibaca di buku seri Manajemen PR ke-3, yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (2002:9-10) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1.   Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

2.   PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap, dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi tertentu.

3.   Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan atau organisasi, agar tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari situasi negatif diubah menjadi situasi yang positif)

4.   Perubahan sikap dan penilaian dari pihak publik dapat terjadi maka pembinaan dan pengembangan terus menerus diakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik. (Ruslan, 2014:131)


Seorang praktisi public relations atau humas memiliki tugas tidak hanya sebagai pembentuk citra positif, melainkan sebagai fungsi manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan dampaknya terhadap publik internal maupun eksternal. Merencanakan suatu kegiatan dan peraturan untuk direalisasikan, dengan tujuan memperoleh keuntungan dua belah pihak. (Rumanti, 2002 : 31).


Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations, menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “PR Strategy” (1990), yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR atau humas secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan atau lembaga, yaitu sebagai berikut :

1.   Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.

2.   Identifikasi unit-unit  sasarannya.

3.   Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasaranya.

4.   Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.

5.   Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations.

6.   Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah dan lain sebagainya.

7.   Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations, dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program  yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja. (Ruslan, 2014:139-140)

Scott M. Cutlip & Allen H. Center (Prentice-Hall, Inc. 1982:123) menyatakan bahwa proses perencanaan program kerjanya melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai  berikut :

  1. Penelitian dan mendengarkan (Research – Listening)

Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu bru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What’s our problem (Apa yang menjadi problem/masalah kita).

  1. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning – Decision)

Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : Here’s what we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan).

  1. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication – Action)

Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan lankah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya: Here’s what we did and why? (Apa yang talah kita lakukan dan mengapa begitu)

  1. Mengevaluasi (Evaluation)

Pada tahapan ini, pihak public realations atau humas mengadakan penilaian pada hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do (Bagaimana yang telah kita lakukan). (Ruslan, 2014:148-149)





Kemampuan yang harus dimiliki praktisi PR atau Humas

fungsi humas yang lain adalah melakukan aktivitas komunikasi kepada para stakeholder internal maupun eksternal yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dan membentuk reputasi positif di mata para stakeholder. (Rumanti, 2002 : 32)

Public Relations merupakan sebuah bidang yang secara langsung berhubungan dengan khalayak baik eksternal maupun internal. Adapun yang harus dimiliki praktisi PR atau humas adalah:

1.    Layaknya seorang Public Relations harus mampu menjalin hubungan baik dengan lembaga regulator atau pemerintah, yang tentunya tak hanya dilakukan melalui publisitas melalui media, melainkan juga melakukan lobi.

2.  Staf PR juga harus menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan mendengarkan keluhan dan keinginan pelanggan tersebut.

3.    Staf PR juga harus menjaga hubungan baik dengan komunitas sekitar organisasi tempatnya bekerja melalui pengembangan komunitas sebagai tanggung jawab sosial organisasi. (Iriantara, 2004 : 4)



Dalam menjalankan fungsi PR atau humas, pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu sebagai berikut :
1.    Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja,komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya.

2.    Kemampuan untuk menarik perhatian melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai target sasaraannya.

3.    Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum melalui kekuatan public relations (Power of the PR) dalam merekayasa pandangan atau opini publik (Crystallizing public opinion) yang searang dengan kebijakan organisasi atau instansi yang diwakilkannya itu dalam posisi saling menguntungkan. 
4.   Kemampuan PR atau humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, salinng menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal. (Ruslan, 2014:132)




Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa Rekatama Media : Bandung
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia). Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Rumanti, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Jakarta : Grasindo
Ruslan, Rosadi. (2014). Manajemen Public Relations Dan Media Komunnikasi Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada


2 komentar:

  1. izin copy ya,,,, terimakasi sangat membantu. (Y)

    BalasHapus
  2. izin copy ya,,,, terimakasi sangat membantu. (Y)

    BalasHapus