Strategi
Public Relations
Pengertian strategi public relations mennurut Ahmad S. Adnanputra,
Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta adalah “ Alternatif optional
yang dipilih untuk ditempuh guna menapai tujuan public relations dalam kerangka
suatu rencana public relations (public
relations plan) (Ruslan, 2014:134)
Intisari definisi kerja public relations atau humas oleh Dr. Rex Harlow, dari San Francisco
Amerika menjadi acuan para anggota IPRA (International
Public Relations Association) (1978) yang berbunyi : “Hubungan masyarakat
merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya secara timbal
balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama” (Ruslan, 2014:130)
Dari
perspektif yang berbeda menyatakan PR
sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna
melahirkan pemahaman dan penerimaan publik. (Kasali 2003 : 5)
Ahmad S.
Adnanputra, M.A., M.S., pakar humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), mengatakan bahwa
arti strategi adalah bagian terpadudari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. (Ruslan,
2014:133)
Strategi humas atau aspek-aspek
pendekatan humas atau PRO
dalam menjalankan tanggung jawab dan fungsinya untuk menciptakan iklim yang
kondusif antara perusahaan dengan
publiknya untuk tujuan bersama adalah sebagai berikut :
1.
Strategi
Operasional
Melalui
pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan program kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme
sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik
atau kehendak masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain
sebagainya yang dimuat di berbagai media masa. Artinya pihak humas mutlak
bersikap atau berkemampuan untuk mendengar (listening),
dan bujan hanya sekedar mendengar (hear)
mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik mengenai etika, moral maupun
nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut.
2.
Pendekatan
persuasif dan edukatif
Fungsi
humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan
memberikan penerangan, maupun dengan menggunakan pendekatan persuasif, agar
tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan sebagainya.
3.
Pendekatan
tanggung jawab sosial humas
Menumbukan
sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
tersebut bukan ditujukan untuk mengambil keuntungan sepihak dari publik
sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.
4.
Pendekatan
kerjasama
Berupaya
membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik
hubungan kedalam (internal relations)
maupun hubungan keluar (eksternal
relations) untuk meningkatkan kerjasama. Humas berkewajiban memasyarakatkan
misi instansi yang diwakilkannya agar diterima aatau mendapat dukungan dari
masyarakat (publik sasarannya). Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan
hubungan baik dengan publiknya (community
relations), dan untuk memperoleh opini publik sert perubahan sikap yang
positif bagi kedua belah pihak.
5.
Pendekatan
koordinatif dan integratif
Untuk
memperluas peranan PR di masyarakat, maka fungsi humas dalam arti sempit hanya
mewakili lembaga atau institusinya. Tetapi peranannya yang lebih luas adalah
berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan
keetahanan nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya (Poleksosbud) dan
Hamkamnas. (Ruslan, 2014:143-144)
Strategi komunikasi persuasif –
strategi/ teknik komunikasi persuasif public relations atau humas dalam menjalankan fungsinya agar
tercapai tujuan yang lebih jelasnya bisa dibaca di buku seri Manajemen PR ke-3,
yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye
Public Relations (2002:9-10) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Informasi
atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan
khalayak sebagai sasarannya.
2.
PR
sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap, dan
pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi
tertentu.
3.
Mendorong
publik untuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan atau organisasi, agar
tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari situasi negatif diubah
menjadi situasi yang positif)
4.
Perubahan
sikap dan penilaian dari pihak publik dapat terjadi maka pembinaan dan
pengembangan terus menerus diakukan agar peran serta tersebut terpelihara
dengan baik. (Ruslan, 2014:131)
Seorang
praktisi public relations atau humas
memiliki tugas tidak hanya sebagai pembentuk citra positif, melainkan sebagai
fungsi manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen didasarkan pada analisis
terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan dampaknya terhadap
publik internal maupun eksternal. Merencanakan suatu kegiatan dan peraturan
untuk direalisasikan, dengan tujuan memperoleh keuntungan dua belah pihak.
(Rumanti, 2002 : 31).
Landasan umum dalam proses penyusunan
strategi public relations,
menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “PR
Strategy” (1990), yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR atau humas secara
integral melekat pada manajemen suatu perusahaan atau lembaga, yaitu sebagai
berikut :
1.
Mengidentifikasi
permasalahan yang muncul.
2.
Identifikasi
unit-unit sasarannya.
3.
Mengevaluasi
mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasaranya.
4.
Mengidentifikasi
tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.
5.
Pemilihan
opsi atau unsur taktikal strategi public relations.
6.
Mengidentifikasi
dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah dan
lain sebagainya.
7.
Langkah
terakhir adalah menjabarkan strategi public relations, dan taktik atau cara
menerapkan langkah-langkah program yang
telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi
hasil kerja. (Ruslan, 2014:139-140)
Scott M.
Cutlip & Allen H. Center (Prentice-Hall, Inc. 1982:123) menyatakan bahwa
proses perencanaan program kerjanya melalui “proses empat tahapan atau
langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program
kerja kehumasan adalah sebagai berikut :
- Penelitian dan mendengarkan (Research – Listening)
Dalam
tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi
dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
suatu organisasi. Setelah itu bru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan
informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan
ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan
organisasi, yaitu What’s our problem
(Apa yang menjadi problem/masalah kita).
- Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning – Decision)
Dalam
tahap ini sikap, opini, ide-ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan
serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau
keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : Here’s what we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan).
- Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication – Action)
Dalam
tahap ini informasi yang berkenaan dengan lankah-langkah yang akan dilakukan
dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat
mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan
dukungan sepenuhnya: Here’s what we did
and why? (Apa yang talah kita lakukan dan mengapa begitu)
- Mengevaluasi (Evaluation)
Pada
tahapan ini, pihak public realations atau humas mengadakan penilaian pada
hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas yang telah
dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik
manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do (Bagaimana yang telah kita lakukan). (Ruslan,
2014:148-149)
Kemampuan
yang harus dimiliki praktisi PR atau Humas
fungsi humas
yang lain adalah melakukan aktivitas komunikasi kepada para stakeholder
internal maupun eksternal yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dan
membentuk reputasi positif di mata para stakeholder. (Rumanti, 2002 : 32)
Public Relations merupakan sebuah bidang yang secara langsung
berhubungan dengan khalayak baik eksternal maupun internal. Adapun yang harus dimiliki praktisi
PR atau humas adalah:
1. Layaknya seorang Public Relations harus mampu
menjalin hubungan baik dengan lembaga regulator atau pemerintah, yang tentunya
tak hanya dilakukan melalui publisitas melalui media, melainkan juga melakukan
lobi.
2. Staf PR juga harus menjaga hubungan baik dengan
pelanggan, dengan mendengarkan keluhan dan keinginan pelanggan tersebut.
3. Staf PR juga harus menjaga hubungan baik dengan
komunitas sekitar organisasi tempatnya bekerja melalui pengembangan komunitas
sebagai tanggung jawab sosial organisasi. (Iriantara, 2004
: 4)
Dalam
menjalankan fungsi PR atau humas, pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu sebagai berikut :
1.
Memiliki
kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di
lapangan, perencanaan kerja,komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematik
yang dihadapinya.
2.
Kemampuan
untuk menarik perhatian melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif,
inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai target sasaraannya.
3.
Kemampuan
untuk mempengaruhi pendapat umum melalui kekuatan public relations (Power of the PR) dalam merekayasa
pandangan atau opini publik (Crystallizing
public opinion) yang searang dengan kebijakan organisasi atau instansi yang
diwakilkannya itu dalam posisi saling menguntungkan.
4. Kemampuan PR atau humas menjalin suasana saling
percaya, toleransi, salinng menghargai, good
will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun
eksternal. (Ruslan, 2014:132)
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan
Aplikasinya. Simbiosa Rekatama Media : Bandung
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen
Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia). Jakarta : Pustaka
Utama Grafiti
Rumanti, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations.
Jakarta : Grasindo
Ruslan,
Rosadi. (2014). Manajemen Public
Relations Dan Media Komunnikasi Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada
izin copy ya,,,, terimakasi sangat membantu. (Y)
BalasHapusizin copy ya,,,, terimakasi sangat membantu. (Y)
BalasHapus