Pages

Sabtu, 30 Mei 2015

Pengertian Citra dan Opini Publik dalam Public Relations



Pengertian Citra dan Opini Publik dalam Public Relations

Berbicara Public Relations tak bisa lepas dengan hal opini publik dan citra positif. Hal tersebut merupakan tugas utama dan tujuan dari public relations officer yaitu agar perusahaan/instansi yang diwakilkan mempunyai citra yang baik dimata publiknya dengan cara yang saling menguntungkan (win-win solution).


Citra
Definisi citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rupa, gambar, gambaran, yaitu gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk.

Sementara di website wikipedia.org, image atau citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada didalam benak seseorang.

Sedangkan menurut Frank Jefkins mengertikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. (Jefkins, 2003:412)

Rhenald Kasali mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. (Kasali, 2003:30)

Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat (Intermasa,1992) ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia public relations, dan dapat dibedakan satu dengan yang lainnya sebagai berikut :
  1. Citra Cermin (mirror image)
Pengertian disini bahwa citra cermin yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan terutama para pemimpinnya yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan “citra”negatif yang muncul.
  1. Citra Kini (current image)
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan /organisasi atau hal yang berkaitan dengan produknya. Berdasarkan pengalaman dan informasi kurang baik penerimaanya, sehingga dalam posisi tersebut pihak humas/PR akan menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice), dan hingga muncul kesalahpahaman (misunderstanding)yang menyebabkan citra kimi yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan negatif yang diperolehnya.
  1. Citra Keinginan (wish image)
Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal good awareness, menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.
  1. Citra Perusahaan (corporate image)
Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang opsitif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care) sebagainya. Dalam hal ini pihak humas/ PR berupaya atau bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi (liquid) untuk berkompetensi di pasar bursa saham.
  1. Citra serbaneka/majemuk (multiple image)
Citra ini merupakan citra pelengkap dari citra perusahaan diatas, misalnya bagai mana pihak humas/PR akan menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor, dan penampilan para profesionalnya. Semua itu kemudian diunifikasikan atau diidentikan kedalam suatu citra serbaneka/majemuk (multiple image) yang diintegrasiakn terhadap citra perusahaan (corporate image)
  1. Citra penampilan (performance image)
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja dan penampilan diri (performance image) para profesional pada perusahaan bersangkutan. Misal dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanan, menyabut telpon, tamu, dan pelanggan serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra penampilan ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang. Misalnya, dalam hal mengangkat secara langsung telpon yang sedang berdering tersebut dianggap sebagai tindakan interupsi, termasuk si penerima telpon masuk tidak menyebut identitas nama pribadi atau peruashaan bersangkutan merupakan tindakan kuang bersahabat dan melanggar etika. (Ruslan, 2014:76-78)


Opini Publik
Di website wikipedia.org tertulis definisi opini publik adalah pendapat sekelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan.

Menurut Dra. Djonaesih S. Sunarjo, SU dalam bukunya opini publik, terbitan Liberty Yogyakarta, (1997), ciri-ciri opini publik adalah :
  1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya.
  2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat.
  3. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar. (Ruslan, 2014:66)

Untuk memahami opini seseorang dan publik, menurut R.P. Abelson (1968) mempunyai kaitan dengan :
  1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)
  2. Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude)
  3. Persepsi (perception), yaitu suatu proses memberikan makna, yang berakar dari berbagai faktor, yakni :
a.    Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadatyang dianut seseorang atau masyarakat.
b.    Pengalaman masalalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi landasan atas pendapat atau pandangannya.
c.     Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat).
d.    Berita-berita, dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat. (Ruslan, 2014:66-67)

Dalam proses pembentukan opini digambarkan bagaimana persepsi seseorang yang dipengaruhi latar belakang budaya, pengalaman-pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang.pada akhirnya membentuk opini publik. Proses inilah yang akan melahirkan suatu intepretasi atau pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuknya suatu opini publik, apakah natinya bersifat mendukung, menentang, atau berlawanan. (Ruslan, 2014:68)

Faktor-faktor yang dapat membentuk opini publik menurut D.W. Rajecki, dalam bukunya Attitude, Themes,and Advance (1982), yaitu mempunyai tiga komponen pokok yang dikenal dengan ABCs of attitude, penjelasannya sebagai berikut :
  1. Komponen A : Affect (perasaan atau emosi)
Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci, sedih, dan kebanggaan hingga muak atau bosanterhadap sesuatu, sebagai akibat setelah merasakannya atau timbul setelah melihat dan mendengarkannya. Kemudian komponen afektiftersebut merupakan evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional) untuk menghasilkan penilaian, yaitu “baik atau buruk”.
  1. Komponen B : Behaviour (tingkah laku)
Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak, mengambil, membeli, dan lain sebagainya.jadi komponen untuk menggerakan seseorang secara aktif (action element) untuk melakukan tindakan atau berperilaku atas suatu reaksi yang sedang dihadapinya.
  1. Komponen C : Cognition (pengertian atau nalar)
Komponen kognisi ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian dar seseorang berdasarkan rasio dan kemampuan penalarannya. Atrinya kognitif tersebut merupakan aspek intelektualitas seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. (Ruslan, 2014:68-69)



Daftar Pustaka
Jefkins, Frank. (2003). Public Relations Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kasali, Rheland. (2003). Manajemen Public Relations. Jakarta. Grafiti.
Ruslan, Rosadi. (2014). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kbbi.web.id/citra
Wikipedia.org/wiki/citra_(hubungan masyarakat)#referensi (26 mei 2015, pukul 10.00 WIB)
Wikipedia.org/wiki/Opini_publik (27 Mei 2015, pukul 15:14)

0 komentar:

Posting Komentar